" Dalam Dekapan Mitos Mistis Atis Petilasan Prabu Brawijaya V ( Gunung Lawu via Cemoro Kandang ) "

Salam sejahtera Sobat Dolan semuanya


            Ketemu lagi nih dengan aku, Muhammad Haidar Mubarak, kali ini aku akan menceritakan pengalaman yang tak kalah menarik dari sebelumnya. Yak, dalam kesempatan kali ini di awal tahun 2021, aku dapat mengunjungi Gunung yang konon terkenal angker di Indonesia khususnya di Pulau Jawa. Apa hayoo ? betull sekali, kali ini aku mengunjungi Gunung Lawu untuk kedua kalinya setelah dulu 2019 pernah kesini. Pastinya dalam pendakian kali ini aku tidak sendirian, melainkan ditemani partner dekat bahkan kakak kandung saya sendiri yakni Ahmad Jawwad Furqon. Sekedar informasi, dulu kakakku ini juga yang mengenalkanku dunia pendakian, waktu aku masih di bangku SMP dan kakaku waktu kuliah di ITB ( Institut Teknologi Bandung ). Pertama kali mendaki di Kota Batu, tepatnya di Guung Panderman. Langsung saja ceritaku di Gunung Lawu. 

            Jadi, aku dan kakaku memang berencana ke Gunung Lawu sebelum PSBB Pulau Jawa Bali diberlakukan, akhirnya kami berangkat hari Jum'at tanggal 8 Januari 2020 dari Kota Gudeg Jogjakarta menuju Gunung Lawu tepatnya menuju Basecamp Cemoro Sewu Kabupaten Magetan Jawa Timur. Oh iya sekedar informasi, Gunung Lawu memiliki ketinggian 3265 meter diatas permukaan laut, dan secara administratif masuk di dua provinsi sekaligus menjadi pembatas, yakni Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur. Gunung Lawu mempunyai beberapa puncak yaitu Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah sekaligus titik tertinggi gunung ini. Then, kami berangkat pukul 08.15 WIB, setelah perjalanan darat menggunakan sepeda motor selama 2 jam, akhirnya tibalah kami di Basecamp Cemoro Sewu, selepas disana kami berdua langsung mencari makan siang, setelah itu kita menunaikan shalat Jum'at tepat di depan Basecamp Cemoro Sewu ( Masjid An - Nur ). Setelah itu, kita bergegas menuju Basecamp untuk menyiapkan logistik dan barang bawaan sebelum hiking. Kami pun, bergegas ke Pos Pendakian Cemoro Sewu untuk registrasi. 


Gerbang Pos Pendakian Cemoro Sewu

            Semangat dalam registrasi di pos, kami mendapatkan hal yang agak sedikit tidak mengenakan. Ternyata oh ternyata, kami pun di tolak oleh pihak pengelola Basecamp Cemoro Sewu karena kami berdua tidak membawa surat kesehatan dari Puskemas, mau tidak mau, kami pun langsung bergegas menuju Tawangmangu untuk meminta surat kesehatan, kami berdua ngebut, 10 menit kami berdua sampai disana. Dan ternyata lagi, puskesmasnya telah tidak bisa memberikan layanan alias sudah ditutup, kami juga berusaha mencari klinik dan dokter umum, salah satunya ke Klinik Immanuel, dan lagi lagi, kami tidak mendapatkan surat tersebut alias nihil. Kami berduapun agak kesal dan capek. Akhirnya, kami berdua memutuskan untuk tetap mendaki Gunug Lawu, tetapi di jalur lain, tepatnya di Pos Pendakian Cemoro Kandang Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah. Kami pun langsung menuju Basecamp Cemoro Kandang dan registrasi. Dan puji syukur ternyata di Basecamp Cemoro Kadang tidak menggunakan surat kesehatan sebagai syarat pendakian Gunung Lawu. 


Pos Pendakian via Cemoro Kandang

            Tak terasa waktu menunjukan pukul 14.45, dengan cuaca mendung petang yang sudah turun dan sudah mendekati hujan turun. Kami berdua bergegas langsung menuju pos dan registrasi. Tak perlu waktu lama, kita akhirnya untuk memutuskan segera melakukan pendakian waktu itu juga. Tepat pukul menunjukan waktu 15.00 kita memulai perjalanan mendaki di Gunung Lawu.
Pos 1

            Benar saja, baru beberapa menit kami trekking, hujan deras turun dengan derasnya, yang membuat kami mengeluarkan mantel untuk melindungi dinginnya air hujan dan menutupi tas carrier kami agar tidak sampai basah. Kamipun berjalan agak cepat dan agak tergesa-gesa untuk sampai Pos 1. Dan untuk rencana kami berdua ingin mendirikan tenda di Pos IV. Untuk treknya sendiri dari Basecamp menuju Pos 1 itu landai. Tak terasa kamipun sampai di Pos I selama empat puluh lima menit ( 45 menit ) perjalanan dengan jarak tempuh sekitar 1,5 km. Kami pun rehat sejenak di Pos I sekedar minum minum air putih perbekalan kami berdua. 


Pos 2

            Setelah kami, rehat sejenak selama kurang lebih 5 menit. akhirnya kamipun memutuskan untuk tetap melanjutkan pendakian menuju Pos II. Dalam perjalanan menuju Pos II perasaan was wasku mulai terasa, karena langit sudah mulai petang dan gelap, ditambah lagi hujan yang semakin deras yang tak menunjukan akan berakhir serta beban tas carrier yang semakin berat dikarenan beban yang dibawa plus adanya hujan menyulitkan kami dalam berjalan. Dengan ritme mendaki yang agak santai akhirnya kami sampailah di Pos II selama 1 jam 10 menit perjalanan dengan jarak tempuh sejauh hampir 2,5 km. Untuk treknya sendiri dari Pos I menuju Pos II, sedikit menanjak tapi masih kategori landai dengan jalannya yang sangat becek dikarenakan guyuran hujan serta jejak kaki manusia yang seakan akan jalurnya berubah menjadi seperti sungai. Dan di Pos II inilah, ada penunjuk jalan menuju Kawah Gunung Lawu " Chondrodimuko " yang letaknya timur Pos II. Dan Di Pos II juga, bau belerang sangat terasa menyengat khas bau kawah. Berhubung waktu menunjukan waktu pukul 17.00 dan langit sudah mulai gelap. Kami pun berdua akhirnya memutuskan untuk mendirikan tenda ( camp ) di Pos II. Karena cuaca hujan deras dan angin kencang. Dengan ini kami, sangat terpaksa mendirikan tenda di dalam Pos. Tak lama kami pun, bergegas membuat tenda dan membuat seduhan minuman jahe panas. 

            Sedari meminum jahe panas, tak terasa hari sudah gelap. Kami pun segera melaksanakan shalat  maghrib, setelah itu, kami ngobrol santay sedari nunggu waktu isya', setelah itu baru kami memutuskan untuk tidur dahulu. Di tengah malam, aku pun terbangun sekitar pukul 01.00 dini hari, dengan kondisi masih hujan walaupu sudah tidak begitu deras, aku pun sontak kaget dengan adanya suara glodakan besi yang bersebelahan dengan tenda kami. Waktu itu, angin sudah tidak ada lagi, perasaan aneh dan gundah muncul ditambah lagi aku kebelet banget pipis, karena hati tidak karuan aku pun memutuskan tidak keluar tenda, sebelum fajar muncul diufuk timur dan aku pun meutuskan tidur kembali dengan berselimut sleeping bag dan sarung dengan kututupi kedua telingaku agar aku tidak mendengarkan suara aneh yang berasal dari suara tenda. Malam itu berlangsung sangat lama sekali karena, malam itu aku benar benar sendiri, kakaku terlelap dalam tidurnya. Puji syukur setelah melewati gawatnya malam, pukul 05.00 aku terbangun sontak langsung keluar tenda dan langsung buang air kecil setelah itu sholat shubuh. 


Pos III

            Keesokan harinya, tepat pukul 05.30, kami berdua melanjutkan summit menuju Puncak Gunung Lawu dengan fresh dan fisik sudah bugar kembali dan cuacanya lumayan cerah. Untuk trek dari Pos II menuju Pos IV sangat jauh, karena kita harus melipir atau mengitari 5 bukit. Setelah memutari 5 bukit baru kita akan dihadapkan trek yang baru menantang lumayan veritcal dan banyak cabang jalan karena kami menghemat waktu kita akhirnya lewat by pass ( jalan terobosan ), lumayan vertical. Setelah berjalan dan menanjak selama hampir 1,5 jam akhrinya, kami sampai di Pos III berketinggian sekitar 2800 mdpl. Tak perlu waktu lama untuk kami, untuk beristirahat di Pos III, sejenak hanya untuk melepas dahaga kami. Kami pun langsung menuju Pos IV. Tak jauh dari Pos III terdapat sumber mata air yang bersih nan jernih yang keluar dari sela sela batu. 


Sumber Mata Air

            Sumber Mata Airnya dapat diminum langsung langsung, bisa juga diwadahkan dulu d botol baru diminum, tidak berkurang juga kesegaran air tersebut. Kaki bergegas menuju Pos IV. 


Pos IV

            Tak butuh waktu lama, kami sudah mencapai Pos IV biasanya di Pos ini, digunakan banyak pendaki untuk mendirikan tenda sebelum summit attack dimulai. Untuk trek dari Pos III menuju Pos IV sangat membingungkan, karena treknya berbatu dan banyak sekali cabang jalan, ditakutkan juga banyak pendaki yang bisa hilang, dikarenakan jika kabut turun maka, jarak pandang di Pos IV jika terjadi kabut akan sangat minim dan sangat berbahaya ditambah lagi treknya yang kanan kiri nya jurang yang sangat dalam. Untuk perjalanan, dari Pos III ke Pos IV hanya 45 menit dengan jarak tempuh 1 km an. 

Puncak Gunung Lawu ( Hargo Dumilah )

            Tak butuh waktu lama, kami berdua bergegas menuju Puncak Lawu yaitu Hargo Dumilah, titik tertinggi di Gunung Lawu ini yang berketinggian 3265 mdpl. Dari Pos IV menuju Puncak sangat berat, karena fisik sudah sangat capek dan perasaan jalanya sangat panjang dan naik turun bukit lagi membuat aku sedikit frustasi dan membuat aku putus asa. Dengan semangat dari kakak, akhirnya tepat pukul 08.35 sampailah di Puncak Lawu. Tak butuh waktu lama, setelah foto foto, kami memutuskan untuk menuju ke Warung Mbok Yem. Pasti pendaki sudah tahu semua, warung legendaris di Gunung Lawu ini, menjadikanya warung tertinggi di Indonesia. 


Warung Mbok Yem 

            Menikmati teh hangat dan sepiring nasi pecel akan membuat pendaki sedikit menghilangkan rasa lapar dan hausnya. Setelah menikmatinya, kami pun menyempatkan waktu mengunjungi salah satu petilasan yang dipercayai masyarakat sebagai tempat moksanya Raja Terakhir Kerajaan Majapahit yakni Prabu Brawijaya V. Belum masuk saja, bulu kuduk sudah merinding dan berdiri, kami pun memaksakan masuk di dalamnya. Benar saja, disana banyak orang yang memberikan sesajen dan bunga, yang menambahkan kesan mistis di Hargo Dalem tersebut. 


Hargo Dalem

                Mungkin itu saja, cerita singkat dari aku pribadi, intinya di manapun kita berada, ingat kita berdampingan dengan makhluk Tuhan yang lainya. Tetap jaga moral dan etika dimanapun dan kapanpun. Dan kami, selama melakukan pendakian juga selalu diikuti oleh burung Jalak yang banyak dipercayai banyak masyarakat jelmaan dari Kyai Jalak ( abdi setia Sang Prabu )

Estimasi pendakian Cemoro Kandang versi kami : 
Basecamp - Pos I = 50 menit
Pos I - Pos II        = 1 jam 10 menit
Pos II - Pos III     = 1 jam 40 menit
Pos III - Pos IV   = 1 jam an 
Pos IV - Puncak  = 50 menit
_____________________________ +
Total 5 jam 30 menit an ( sudah termasuk rehat dan isitirahat sebentar )

            Terimakasih Tuhan Yang Maha Esa, Pemerintah Kabupaten Karanganyar dan Magetan, serta pengelola Gunung Lawu Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu dan rekan sekaligus kakak kandung saya sendiri. Sampai bertemu di lain waktu. Tunggu cerita selanjutnya episode penjelajahan lainya di bumi Nusantara lainnya.

Semoga Bermanfaat


Sekian. Terimakasih 👍

SALAM LESTARI BUMI PERTIWI


Sleman, 13 Januari 2021









 











Post a Comment

10 Comments

Unknown said…
Menarik sih cerita, hanya saja ada beberapa kata yang salah ketik dan ada beberapa kalimat yang diulang-ulang. Serta penulisan kata yang berasal dari bahasa lain atau bahasa serapan harus di cetak miring yaa..
Mungkin itu saran dari saya, hehe
Semangat!
Unknown said…
Menarik banget... Tapi kesan horornya kurang uwuwww
Menarik sih..
Good pokoknya..kapan nehh muncak bareng lage?? Hihihi
Unknown said…
Mantap.....
Keren....
Terbaiklah...
Moga bisa lebih luas lagi travelingnya...
Supaya bisa membagikan pengalamanya
Unknown said…
Next MT salak min
travelgembel said…
terimakasih kakak atas saran dan masukannya
travelgembel said…
iya aslinya banget kakak, cuma diringkas ehe
travelgembel said…
siap siap, terimakasih atas supportnya