Fenomena Alam Blue Fire di Bumi Nusantara ( Blue Fire Creater Volcano )

 Salam sejahtera Sobat Dolan semuanya


Ketemu lagi nih, dengan saya, Muhammad Haidar Mubarak, kali ini saya akan menceritakan pengalaman travelling selanjutnya. Kalian sudah pada tahu kan Blue Fire kan ? Didunia ini cuma ada 2 loh, satunya di Indonesia satunya di negara Islandia. Nah, Blue fire tersebut berada di Gunung Ijen yang mempunyai ketinggian 2500 meteran dpl, yang terletak di diantara dua kabupaten yakni Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi. Untuk kawasan permulaan jalur pendakian berada di desa Tamansari Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi. Oh iyaa, Kawah Ijen ini termasuk kawasan Taman Wisata Alam ( TWA ) yang dikelola oleh BKSDA ( Balai Konservasi Sumber Daya Alam ) Provinsi Jawa Timur. Untuk tiketnya, kita menggunakan online atau harus booking terlebih dahulu lewat laman resmi milik BKSDA Jatim yakni https://bbksdajatim.org/ijen-blue-fire-e-ticket-online. Untuk harga tiketnya sendiri yakni 5000 kalau weekdays untuk wisata domestik, kalau weekend sebesar 7.500 dan harga tiket wisatawan mancanegara sebesar 100.000/orang.

Nah, langsung saja ya Sobat Dolan, niat pertama saya mengunjungi berkujung di Banyuwangi memang ingin mendaki Gunung Ijen, terbesit kita merencanakan Ijen itu cuma 4 orang saja, yakni saya pribadi, Alfin, Dinmas dan Mbak Yuni. Btw, Mbak Yuni itu saudara saya di Banyuwangi, pernahnya itu ayahnya itu adeknya bude aku. Next yaak, ternayata saudara saya itu juga mengajak temannya sebanyak 5 orang yakni Mbak Rara, Mitha,Mas Arya, Mas Gendon dan Mbak Shovi. Dan temenya semua itu asli putra daerah maksudnya asli Banyuwangi. Jadilah kita bersembilan untuk berangkat tracking ke Puncak Ijen yakni saya, Alfin, Dinmas, Mbak Yuni, Mbak Rara, Mitha, Mas Arya, Mas Gendon dan Mbak Shovi.  

                                      
                                                                                                              Foto bersama 

Nah, jadi kita bersembilan itu menuju ke Camping Ground Taman Wisata Ijen itu naik travel ( Damri ). Kabar baiknya dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyediakannya secara gratis untuk wisatawan yang ingin berkunjung ke Ijen dengan membookingnya via Damri Apps. Kami pun sepakat kumpul diberada di Stasiun Kota Banyuwangi ( St. Karangasem ) pukul 18.30 sehabis maghrib. Setelah terkumpul semuanya, kita menunggu kedatangan travel Damri tersebut sampai pukul 19.30. Setelah datang, kita bersembilan segera bergagas untuk menaiki dan menuju destinasi Taman Wisata Ijen. 

Tak lama, kemudian travel yang kami tumpangi segera berangkat ke Ijen, tapi saya meminta waktu sebentar untuk mengambil uang di ATM BRI terdekat, dan drivernya mengiyakan permintaan saya. Setelah sampai di ATM saya berhenti sebentar untuk menarik uang, setalah itu saya kembali beranjak ke Damri, dan saya langsung beranjak tidur, selama perjalanan saya tertidur pulas di travel. Tal terasa 1 jam 15 menit, travel yang kami naiki sudah sampai di Pos Perijinan Taman Wisata Alam Kawah Gunung Ijen, lantas suhu yang tadi di Kota Banyuwangi berubah drastis menjadi sangat dingin, di Pos itu saya ngecek, suhunya mencapai 15 derajat celcius. 

                                                                     
                                                                                                Pos Pendakian Ijen

            Setelah sampai di sana, kami bersembilan lekas membuka tas, guna membuka persediaan makanan untuk dikonsumsi, dan saya, Alfin dan Dinmas mempunyai inisiatif lain untuk ngopi dan ngobrol santai diwarung yang berada di dekat pos perijinan di Mbok Im, karena sangat dingin cuacanya sampai sampai Mbok Im mempersilahkan kami bertiga untuk tidur di warungnya. Singkat cerita akhirnya kami berncana tidur diwarungnya. Dan tak lupa saya jam 2 memasang alarm untuk bangun prepare tracking menuju Puncak Ijen. Tak disangka sangka saya langsung tidur pulas menyusul dua kawan saya juga tidur. 

Malam berlalu, alarm HPku berbunyi keras tepat pukul 02,00, kami bergegas prepare menuju rombongan yang kami tinggalakan semaleman. Berkumpulah kita bersembilan di sebelah belakang penukaran tiket dengan QR Code yang kita pesan lewat laman resmi BKSDA Jatim. Setalah kita berkumpul persiapan lalu berdo'a bersama. Mbak Yuni selaku guide tim kami, langsung beranjak menuju penukaran tiket, untuk di print out. Setalah itu, kami kumpul lagi sebelum melakukan pendakian.

Tepat 03.00 gerbang tracking Ijen dibuka. Oh iyaa ? sekedar informasi, semenjak adanya Covid, pembukaan pendakian dimulai jam 03.00, yang sebelumnya jam 00.00 sudah bisa diakses dan ada kuota sebanyak 250/hari untuk bisa naik ke Ijen. Next, tepat 03.10 kami memulai tracking menuju Kawah Puncak Ijen. Berhubung saya pribadi, ada misi buat video Dokumenter pendek, jadinya saya memutuskan untuk meninggalkan 8 orang, dan saya sendiri langsung menuju puncak. 

Alhamdulillah, Puji Tuhan Yang Maha Esa, saya sampai di Puncak Kawah Ijen pukul 04.15 WIB, atau tepatnya 1 jam 5 meniit perjalanan tracking. Memang benar dari atas saya melihat sendiri bahwa ada fenomena Blue Fire yang memang di dunia cuma ada 2, dan salah satunya di Kawah Gunung Ijen. Sungguh keajaiban dan anugerah dari Tuhan kepada bangsa Indoenesia ini.

                                                   
                                                                      Blue Fire Ijen Crater  : Terlihat warna biru dari kejauhan membara 

Selama di puncak saya sempat mengabadikan sunrisenya yang fantastis. Bagaiamana tidak keren di Puncak Kawah Ijen, kita dapat melihat Gunung Merapi sebelah timur Gunung Ijen, dan kita dapat melihat jajaran pegunungan diantaranya Gunung Raung ( 3334 mdpl ), Gunung Ranti, Gunung Watu Gupit, Gunung Suket, Pegunungan Argopuro. 

Pemandangan dari Puncak Ijen

           Setelah beberapa saat kemudian, sekitar pukul 05.30 akhirnya si Alfin dan si Dinmas sampai juga di Puncak Ijen, saya ppun mengajak mereka berdua menuju Menara Pemancar untuk melihat pemandangan dan bersantai ria serta menikmati dengan membawa snack yang kami bawa dari bawah. Di penghujung waktu menuju siang, sekitar pukul 08.00 kami memutuskan turun ke Basecamp lagi. 

            Tak lama kami turun, kami bertemu dengan tim kami yang lain yaitu Mbak Yuni, Mbak Rara, dan Mitha. Otomatis saya menanyakan rekan yang lain kepada Mbak Yuni, posisi Mas Arya, Mbak Sovie dan Mas Gendon. Akan tetapi, Mbak Yuni menjawab bahwa ketiganya memutuskan untuk berhenti dan tidak melanjutkan tracking Ijen karena fisik dan cuaca yang tidak bersahabat. Puji syukur, akhirnya kami berenam turun, dan sampai rumah masing masing dengan selamat.


Kawah Ijen 


Foto : Saya, Dinmas dan Alfin


            Terimakasih Tuhan Yang Maha Esa, pemerintah kabupaten Banyuwangi, serta pengelola Taman Wisata Alam Gunung Ijen dan rekan rekan pendakian Kawah Ijen kali ini. Sampai bertemu di lain waktu. Tunggu kelanjutan penjelajahan lainya di bumi Nusantara.
    

                                                         Semoga Bermanfaat

                                                                       Sekian 


Banyuwangi, 30 Desember 2020


              




     

                  
 


Post a Comment

2 Comments